shattered (2/?)

Title: untitled story (ayooo kasi ideee ^^)
Cast: SHINee OT5
Genre: Fantasy, Supranatural, Frienship
Rating: PG15 for some bad words and the mention of bloooood
Warning: …yeah.

Chapter II: Then we start this fateful journey…

“berapa harga magic shield (1) ini, ahjhumma?”

“yang mana? Oh. Matamu jeli. Shield itu 2800 Gil,”

“apa tidak bisa kurang?”

Taemin memutar bola matanya begitu mendengar harga yang tidak masuk akal. Untuk ukuran kota kecil seperti vanheistem, harga perlengkapan bagi para pengembara sepertinya terlalu tinggi disini. Disampingnya, jinki masih sibuk berkonsultasi pada seorang penjual Buku Mantra.

“kalau yang hanya sihir penyembuh bagaimana, ahjhussi?” tanyanya.

“basic-mu black magic, anak muda. Kalau kau memaksa untuk menggunakan magic murni milik white mage akan sulit… mungkin kau bisa mencoba memakai spell drain (2),” jawab penjual itu ketus. Sudah hampir satu jam mereka berdiri di tempat ini, magic shop kecil (3) di pinggiran kota bunga, Vanheistem. Dan Jinki belum menunjukkan tanda-tanda akan selesai. Dia masih saja bertanya ini itu pada penjual yang mulai kelihatan sebal padanya. Untung urusan Taemin dengan perlengkapan shooter-nya sudah selesai, jadi mereka bisa seharian disini sesuka hati Jinki.

Taemin mengulum lollipop rasa redberries-nya dengan santai.

Flower City, Vanheistem. Dulu dia sama sekali tidak pernah menyangka bahwa suatu saat nanti dia akan menginjakkan kaki di kota surga para pengembara ini. Pemandangan di kota ini sangat indah. Seperti namanya, begitu masuk gerbang utama kota ini para pengembara akan langsung disambut oleh berbagai macam hamparan bunga. dari bunga yang biasa dia lihat di Aques forest, weeping lilies (4), hingga bunga yang konon hanya ada di puncak Mi’hen Mountain, Silver Bell (5). Pantas saja di sebut surga… kelelahan para pengembara pasti bisa langsung terobati dengan pemandangan itu. Tempat peristirahatan dan tavern banyak tersedia dan bisa dipilih. Mulai harga standar 250 Gil per malam untuk dua orang, sampai 1000 Gil (tiap jendela kamar memiliki view patung Wyvern (6) di pusat kota, di tengah Marbell Lake).

“sebenarnya spell apa yang kau butuhkan, pemuda?” Jinki sejenak tampak ragu untuk menjawab, Taemin bisa melihatnya. Dia membuka mulutnya sekali, tapi tidak ada kalimat yang keluar.

“hyung?” Jinki menoleh. Melihat wajah khawatir dongsaengnya, Jinki hanya menggeleng. Lalu tersenyum dan berpaling dari Taemin, “…aku butuh spell level 4 seperti Flare, Typhoon, dan kalau ada… rejuvenation?”

“tentu sa—rejuvenation?!”nyali Jinki mengkerut saat penjual itu berteriak. Taemin mendesah pelan. Selalu saja…

“untuk apa kau butuh rejuvenation? Jangan katakan padaku kalau kau seorang summoner?!”

“Yah! Ajhussi! Kau tak perlu berteriak!” balas taemin makin kesal.

“tunggu—maksudku—bukannya ras kalian sudah musnah pada perang saudara 10 tahun lalu—”

“Sudahlah hyung, kita cari tempat lain saja! Orang ini membuatku emosi—”

Jinki menarik lengan Taemin, “tenang Taemin, aku tak apa—”

“Waah!! Apa benar di buka lagi? Yang benar saja~ Siren’s Cave sangat berbahaya!”

Perhatian semua orang di plaza itu tertuju pada seorang pria di depan News Board tengah kota. Berduyun-duyun orang mendekat dan membaca pengumuman dari Mayor kota Vanheisteim.

Untuk keperluan penambangan Silver Gold di Siren’s Cave,

Siren’s Cave akan dibuka untuk umum selama 3 hari. Jauhkan dari anak-anak.

Gua ini berbahaya.

–          Mayor Durham

“Bukankah di dalamnya ada temple (7) pemuja setan?” ujar seorang wanita.

“entahlah. Kudengar juga Siren (8) yang tinggal di tempat itu bukan hanya legenda,” balas wanita lainnya.

“kau dengar, hyung?” tukas taemin tidak percaya dengan berita barusan. Jinki mengangguk kaku.

“Ne, taemin…”

“Kamu bisa mendapatkan summon baru!” Taemin berbalik dan tertawa. Jinki mengeluarkan kantung berisi 5000 Gil dan meletakkan nya di meja penjual Spell tadi. “aku ambil Spell Flare dan Thypoon-nya, ahjhussi. 5000 cukup kan?”

Penjual spell itu hanya mengangguk melihat sekantung uang di mejanya. Tanpa pikir panjang Jinki meraih 2 lembar kertas mantra yang sudah dia teliti, untuk kemudian diselipkan ke dalam Book of Spell miliknya. “Ayo Taemin! Kita istirahat dulu! Nanti malam kita baru bergerak!”

“Yah! Hyung! Jangan menarik lenganku! dan—oh Tuhan! Jangan melompat-lompat seperti anak kecil!”

“Woooaaaah… Silver Gold…”

“Key, katupkan rahangmu. Aku tak mau melihat lalat masuk…”

Jonghyun terkekeh mendengar omongan Minho. Sediam dan sedingin apapun, tenyata warrior yang dia temui di Ream Cathedral itu bisa bercanda. Key memukul lengan Minho keras, namun malah dia sendiri yang kesakitan. Tentu saja, tangan kosong memukul lengan berlapis armor besi Minho?

Jonghyun menahan tawanya, melihat kekonyolan Key di depan Minho. Siapa yang menyangka orang licik dan santai seperti Key bisa sebal pada orang setenang Minho.

“Tapi—Jinjja. Kita beruntung. Siapa yang tahu kalau malam ini adalah Full Moon? Saat ada barang berharga… kenapa juga monster disekitarnya harus lebih kuat?” Jonghyun melengos dan bersandar pada tiang lampu disisi jalan. Key tersenyum licik… dan Minho serta Jonghyun langsung sadar kalau hidup mereka dalam bahaya.

“tunggu. Senyum itu—aish Key. Apa yang kau rencanakan?” ekspresi Minho tetap datar seperti biasa. Key mendekat pada mereka dan berbisik, “Kau ingat kalau kita Treasure Hunter (9) kan, hyung?”

“Ah. Saatnya beraksi kalau begitu,” lanjut Minho santai.

“Jinjja—kenapa kau juga, Minho?” Key balik tertawa. Tanpa mengatakan apapun thief itu menyeret Minho ke arah plaza, “Ayo bersiap untuk nanti malam! It’s shopping time!!”

“Yah! Key! Minho! Tunggu aku!”

“Hyung? Apa aku sudah bilang kalau aku takut?” Taemin menggandeng tangan Jinki erat. Posisi tubuh mereka rapat sekali, sampai untuk berjalan pun rasanya sulit. Taemin menempel terlalu dekat.

Jinki menarik nafas dalam, “Taemin, kau sudah mengatakannya 5 kali dari pintu masuk,”

Di atas tangan kanan Jinki, muncul sebuah api kecil yang bisa dijadikan obor magic, “sudah agak terang, kau masih takut?”

“Groooom…”

Telinga Taemin menangkap suara auman… sesuatu? Dia sangat berharap kalau itu bukan monster besar maupun… skeleton (10). “K-kau dengar itu, hyung?” Suaranya gemetaran. Jinki membalas genggaman taemin erat.

“Skeleton?” Jinki bisa merasakan tubuh Taemin mendadak kaku mendengar nama itu disebut, “wajar saja, Minnie. Maksudku—ini malam Full Moon dan tempat ini pasti banyak hant—”

Dengan reflex Taemin memukul lengan hyung-nya. “Jangan sebut kata i-itu!” ujarnya setengah berteriak.

“Groooaaam…”

Langkah mereka terhenti.

“Mungkin seharusnya kamu tak berteriak… mereka terganggu?”

“a-aku mengerti! Ayo cepat kalahkan Siren itu dan keluar dari tempat ini!” Bisik taemin

“Grooaarr!!”

“Ha!”

Craakk! Yap. Itu skeleton terakhir yang hancur oleh pedang Holy Minho. Jonghyun mengambil obor mereka yang terjatuh saat serangan pertama kelompok skeleton tadi.

“Key~ harusnya kau juga membelikan Holy Glove (11) untukku!”

Key tidak memerdulikan ucapan Fighter mereka. Dia masih sibuk melepas bracelet emas yang ada di leher tengkorak-tengkorak tadi. “Hmm, lumayanlah… bagaimanapun mereka prajurit kerajaan…”

“Kita masih mau maju, Key?”

“Tentu, yeobo,” Jawab Key pada Minho yang sekarang membantunya mengumpulkan emas-emas di sisa-sisa tubuh Skeleton.

“Yah! Key—”

“Demi Tuhan—Hyung! Diamlah sebentar! Kau tak lihat kami sedang sibuk?!”

Jonghyun manyun, “Apanya yang demi Tuhan? Kalau kau percaya Tuhan kau tak akan mengambil harta milik orang mati!” teriaknya frustasi karena tidak dihiraukan.

“daripada sayang tak terpakai~”

“AAAAAAAAAAAHH!!”

Telinga ketiga orang itu menangkap suara yang sama. Teriakan seorang… namja? Mereka saling bertatapan dan bingung.

“Kau yakin kalau malam ini kita sendiri disini?” Tanya Jonghyun.

“Mungkin? Tanya Key balik.

“sebaiknya kita lihat. Arah suaranya dari dalam gua. Ada kemungkinan… yang berteriak sudah bertemu Siren?”

“Oh kau benar Minho! Ayo, hyung!” Key menarik Jonghyun agar berlari bersamanya. Minho mengikuti dengan tenang dibelakang mereka. “Aku tak mau harta utamanya diambil orang!”

Jonghyun mencelos, “Jinjja… aku akan mati karenamu!”

Ketiga treasure hunter itu menuju bagian gua yang terdalam…

“AAAAAAAAAAAHH!!” teriak Taemin seketika setelah melihat seekor makhluk setengah manusia dan setengah ikan duduk di batu yang ada di tengah danau kecil dalam gua. Bola matanya hanya memiliki satu warna, ditambah giginya yang runcing dan rambut blonde panjangnya yang acak-acakan… Taemin jadi tidak bisa berpikir lurus. Yang ada di otaknya sekarang hanya hantu, hantu, dan hantu.

erusaelp a ouy wosh lli rerutnevda ho ereh emoc” (Come here, oh adventurer, I’ll show you a pleasure…”)

“oh. Tidak perlu, Siren. Kami tidak… butuh hal seperti itu,” Jinki menjawab dengan tenang. Berbeda dengannya, Taemin justru gemetar hebat dengan mulut yang menganga lebar.

Jinki mendekati dongsaengnya yang kini terduduk di lantai batu sebelah danau dengan wajah yang um, menyedihkan.

“gwenchana, Taemin-ah?” tanyanya khawatir.

Jari Taemin menunjuk ke arah Siren yang masih menatap mereka, “i-i-itu apa hyung?! D-dan ke-kenapa kau bisa paham yang d-dia katakan?!”

Dan Jinki baru sadar kalau Taemin belum tahu kalau bahasa para makhluk summon adalah bahasa yang sama yang dia gunakan di desanya dulu, Dali. “nanti kuceritakan?” Jinki menarik Taemin agar berdiri.

”…dnik ruoy was i tsal eht ecnis gnol os neeb sti? renommus deen ouy od tahw …” (“What do you need, summoner? It’s been so long since the last I saw your kind…“)

“ah, aku—”

“itu makhluknya!!” Jinki dan taemin menoleh ke arah suara yang baru saja berteriak. Taemin sempat merasa tenang saat tahu kalau mereka tidak sendirian disini, namun Jinki terlihat ketakutan, kalau-kalau mereka gegabah dan—

“Kita singkirkan dulu Boss-nya untuk mengambil hartanya, kan? Ayo Minho!”

“Ja-jangan!!” teriak Jinki kaget. Tapi namja bernama Minho itu sudah menaikkan pedangnya, berlari mengikuti di belakang namja yang pertama berteriak.

“Tunggu, Key! Jangan gegabah—kau?!” seorang lagi muncul dari mulut gua diseberang mereka. Jinki makin kalap dan berlari mendekati orang yang baru masuk.

“Ka-kau! Apakah kau teman mereka?? Tolong hentikan mereka, mereka berusaha melukai Siren—”

“Apa?” Namja itu mengikuti arah tangan Jinki menunjuk. Di antara terjalnya batuan, dia bisa melihat temannya, Minho dan Key berusaha mendekat ke arah Siren yang masih diam di tengah danau.

namuh ereh gniod ouy era tahw? ” (“What are you doing here, human?”)

“Kumohon!! Kumohon–!!” Jinki menggoyang badan namja yang lebih pendek disebelahnya, keras. Sampai akhirnya namja tadi juga merasa kesal dan memukul tangan Jinki menjauh dari badannya.

“Ne! Ne! dan aku punya nama! Jonghyun!” Namja bernama Jonghyun itu mendekat ke pinggir danau. “Hei, Key! Dengarkan aku! Jangan lukai makhluk–!!”

Crass! Terlambat. Key sudah melompat dari tepi tebing dan menggores lengan makhluk wanita setengah ikan tadi.

“—itu…”

“GROOOOAARR!!” Siren pun menjerit marah.

Dan tiba-tiba, dari bebatuan yang menjadi pijakan mereka muncul satu, dua, tiga… banyak skeleton, seolah menjawab panggilan sang Penghuni danau.

“Shit!” Umpat Jonghyun. Kenapa di saat seperti inipun Key tidak mau mendengarnya—

“ARGH!!”

“Taemin!” Jinki berlari ke arah Taemin, dengan buku mantra yang sudah terbuka dan mulutnya membaca satu demi satu kata didalamnya, “Burn to ashes, fire balls!!” Staff kayu itu menunjuk satu tempat dan,

“BOOOM!!” beberapa bola api meledak tepat di badan para skeleton yang mengelilingi Taemin. Jinki menyeret Taemin untuk mendekat padanya. “Bantu aku, Taem!”

“N-ne!”

Jonghyun menatap pasangan di depannya kaget, “Magician?!”

Melihat Taemin mengeluarkan automatic bow-nya, Jonghyun baru sadar kalau dia melihat orang yang sama dengan yang dia lihat di Vanheim Roadway beberapa waktu lalu. “Tunggu! Kau—AHH!!” hampir saja Jonghyun tertusuk sebuah Rusty Sword yang ditodongkan kepadanya oleh satu skeleton. Tanpa banyak berpikir Jonghyun mengangkat kakinya dan memukulkannya pada tengkorak skeleton tadi.

Bruuk! Satu, jatuh. Baru saja Jonghyun mengambil nafas, 5 skeleton sudah berkumpul di depannya.

“Aish, Jinjja!” Jonghyun mengangkat tangan kirinya, mengucap sedikit mantra dan menjatuhkan tinjunya pada tanah didepannya, “Earth Quake!”

Krakk! Krak!! Tanah pijakan kumpulan skeleton di depannya retak dan, “Boom!” hancur, mengubur ‘hidup-hidup’ skeleton-skeleton yang berusaha menyerangnya.

Sraaaakk!

“Key!!” Minho memanggil Key yang terlempar akibat hempasan ekor Siren.

“Sial, lawan dia, Minho!” ujar key berupaya bangun dan mengambil satu twin daggers nya yang ikut terjatuh.

“Bagaimana ini—bagaimana—”

“Jinki-hyung! Kita harus membuatnya tenang dulu! Aku percaya padamu, Hyung!” Taemin mengarahnya automatic bow-nya pada kepala skeleton yang mengendap di belakang Minho. Memang minho tidak melihatnya karena skeleton itu melompat dari satu tebing ke tebing lain, namun itu bukan masalah bagi Taemin yang memiliki penglihatan bagus.

“Hyung berpedang! Jangan menengok ke belakang!” Minho menyadari kalau dia yang dimaksud dan mengikuti perintah shooter yang tidak dia kenal.

Stab!!

“Groooaaarrr!!” tepat sasaran. Taemin melempar sebuah senyum padanya dan sebelum sempat membalas, dia sudah harus melon cat menghindari hantaman ekor Siren. Nafas Key tersengal-sengal.

“J-jonghyun-sshi!”

Mendengar namanya dipanggil, Jonghyun melirik ke arah magician itu.

“Bisakah k-kau melindungiku se-sebentar?? A-aku perlu konsentrasi untuk memanggil I-ifrit!”

Jonghyun mengeluarkan grins khasnya.

“Roger!” dan Jonghyun berlari mendekatinya.

“terima kasih,” Jinki menghentakkan staffnya sekali ke tanah, “the only ancestor of Giant, live within the great cage of Hell…”

Beberapa saat Jonghyun tidak bisa mengalihkan perhatian dari Magician di belakangnya. Saat sebual seal muncul di bawah kakinya dan melingkar, bercahaya dan semakin terang sesuai banyaknya kata yang terucap dari mulut namja berambut hitam itu. Robe hitamnya bagai tertiup angin kencang, bergerak melawan gravitasi.

Minho sedang mengibaskan Holy sword-nya pada lengan Siren, ketika dia merasa tanah di bawahnya bergetar hebat.

“A-apa ini?!” teriak key di sebelahnya.

Taemin  menoleh ke arah Jinki dan Jonghyun. Wajah itu… Jinki-hyung melakukannya lagi. “Hyung berpedang!! Dan hyung satunya!! Menyingkir dari situ!!” Teriak taemin keras.

Gempa terasa makin kuat. “burn the evil to ashes, destroy the unwanted force of this world, Ifrit!!”

Sebuah makhluk panggilan besar berbentuk seperti banteng berbadan manusia, dengan taring dan tanduk panjang,  mengangkat tubuh kecil Jinki dan meletakkannya di pundaknya yang lebar. api berkobar dari tubuhnya, namun Jinki sama sekali tidak terbakar. Bahkan terlihat kepanasan pun tidak. Jonghyun yang kaget dan Taemin mundur perlahan. Melihat makhluk sebesar itu muncul, Minho menarik pinggang Key dan membawanya menyingkir. “yah! Minho!”

Perhatian Siren sekarang hanya tertuju pada Jinki dan summonnya. Ifrit berjalan maju dengan santai, sementara Jinki terus mengusap bulu-bulu merah di tengkuk makhluk itu, sembari terus mengucap Spell.

Setelah tahu Minho dan Key sudah jauh, Jinki menyuruh Ifrit untuk mulai menyerang. “Grooaaarr!!” Siren tak mau kalah. Magic-magic type water dilemparkan beruntun kepada Ifrit. Tahu elemen mereka bertolak belakang, Jinki memilih cara yang paling cepat.

Ifrit melompat ke tengah danau, membuat airnya bertumpahan di sekitarnya. Minho menarik Key dalam pelukannya, begitu juga dengan Jonghyun yang melakukan hal yang sama kepada Taemin.

Byuurr!!

Jika saja suasana sedang tidak sepanik ini, Taemin pasti akan kegirangan, tapi yang keluar dari mulutnya justru: “Siaaaall!!”

Jonghyun, Minho dan Key tidak sanggup mengucapkan apapun.

Ifrit meraih badan kecil Siren yang terlempar ke dinding dan menggenggamnya kuat, “RRRRRR,”

“GROARR!!” teriak Siren benar-benar marah. Jinki tersenyum kecut, “Surround this place with your great power,” sepercik api yang terus membesar muncul dari sudut danau, terus membesar hingga menutup seluruh permukaan danau tempat Jinki berdiri bersama Ifrit, “HELL FIRE!!”

BOOOOM!! BOOM!!

Setelah tuhan tahu berapa lama, sedikit demi sedikit api mulai padam. Asap tebal yang mengelilingi danau mulai pudar. Taemin memberanikan diri mendekati danau, “Jinki-hyung?” panggilnya.

“uhuk! Uhuk!! Ta-taemin! Bantu aku…” jawab Jinki lirih. Jonghyun melepas nafas yang entah sejak kapan dia tahan, dan melompat masuk ke danau.

Byur! Air danau itu terkuras habis. Jonghyun bisa berdiri dengan mudah didalamnya, hanya setinggi pinggul.

Byur! Byur! Taemin, Minho dan Key tak mau kalah. Berempat mereka berusaha berjalan ke tengah danau tempat Jinki berada.

“Jinki-hyung…?”

“…hai, taeminnie,”

“Jinki-hyung!” Jinki yang kelelahan tergeletak di atas batu, tanpa peduli dimana dia berada. Melihat keempat orang itu dalam lapang pandangnya, Jinki tersenyum lebar. “lihat! Aku berhasil mendapatkan Siren!”

Jinki menunjuk garis baru di punggung tangannya, yang mulai membentuk sebuah crest. Senyum idiot itu masih terpampang saat keempat namja lainnya tersungkur disampingnya kelelahan.

“Jinjja! Orang bodoh macam apa yang menghadapi makhluk seperti Siren langsung di sarangnya?!”

Jonghyun melempar Jinki sebuah death glare. Melihat Jinki yang seperti orang kebingungan, dia tertawa lepas, diikuti Taemin dan Key, Minho hanya tersenyum.

Jinki memiringkan kepalanya, bingung, “Orang bodoh… macam aku?”

“Ketua!! Disini ada suara orang—” mereka berlima saling berpandangan, sebelum akhirnya, “Sial!! Ada prajurit, cepat kabur!” teriak Key.

“sebentar, lewat mana—mana,” Taemin panik.

Keringat dingin Jinki keluar. Dia sudah tak sanggup berjalan. Lelah. Dia memejamkan matanya.

Minho yang menyadari bahwa Jinki sudah pingsan, melempar badan Jinki yang lebih kecil kepunggungnya, berlari ke arah celah di belakang mereka.

“Minho! Kau mau kemana?” Tanya Jonghyun yang mengikutinya.

“Semoga itu jalan keluar,”

Taemin dan Key berlari menyusul mereka bertiga. Terus berlari sampai mereka melihat secercah cahaya.

“mana? Tidak ada siapapun disini—TUHAN! Apa yang terjadi dengan danau ini?!”

Tidak ada yang membuat Key lebih bahagia daripada mendapat Silver Gold di sepanjang jalan keluar, dan lepas dari kejaran prajurit Vanheisteim. Celah yang dilihat Minho ternyata menuju ke pintu keluar belakang gua, yang mengarah ke Owl Forest.

Setelah memastikan aman, mereka memilih untuk membuat tenda, sekaligus menunggu Jinki bangun dari pingsannya.

“uuugh…” Jinki bergerak. Taemin mengambil air minum dan menyiapkannya untuk Jinki, “Hyung?”

“Tae…min?”

“Hyung! Jinki-hyung sudah sadar!”

Jinki merasa agak sulit untuk bangun. Jonghyun dengan sigap mendorong punggungnya pelan, membantunya berjalan.

“terima kasih, um…”

“Jonghyun. Kim Jonghyun,”

“Ah,” Jinki mengangguk, “Lee Jinki. Jinki,”

“Kemarilah Jjong!” panggil Key dan Minho dari dekat api unggun.

“Hey! Panggil aku ‘hyung’!”

Setelah semuanya duduk, Taemin menyodorkan semangkuk potato soup pada Jinki, yang dibalas dengan senyuman dan sebuah ‘terima kasih, taem,’.

“Jinki…hyung, meski wajahmu lebih muda ternyata kau lebih tua dariku,” Jonghyun mengeluh, “Lupakan. Thief itu Key,”

“Yo!”

“dan Minho, yang paling tinggi,” Minho mengangguk sekali, “Kami treasure hunter,”

“Ah,” jawab Jinki datar.

“Hyung, aku penasaran, kudengar ras… summoner sudah musnah 10 tahun lalu akibat perang saudara…” Taemin meremas jari Jinki, “lalu siapa kau?” Tanya Key.

Sejenak Jinki diam. Apa mereka boleh tahu?

“um, maaf. Kalau kau tak mau cerita tak apa—”

“—aku satu-satunya yang tersisa, dengan kakakku. Aku mencarinya… bersama Taemin,”

“Taemin kerabatmu?”

“Aku temannya, ya, kami berteman baik,” balas Taemin lirih.

Mereka diam lagi, dan memilih untuk makan dalam tenang. Namun Jonghyun, paling tidak tahan dengan hal seperti ini.

“Maaf Jinki-hyung, tadi seandainya kami tidak menyerangnya dengan gegabah–”

“Ah. gwenchana, cepat atau lambat aku harus melawannya kalau ingin menjadikannya milikku. itu hukumnya,”

“Aaah…” Minho menarik nafas lega mendengar jawaban Jinki, “Terima kasih,”

“bagaimana kalau kau bergabung dengan kami?” Key tersedak air minum.

“Eh?”

“Kau tak tentu arah mencari kakakmu kan, hyung? Ikut kami saja, siapa tahu kau juga bisa menemukan summon baru seperti tadi,”

“Yah! Kim Jonghyun!”

“Ayolah Key~ Mereka berdua tidak bisa diremehkan~”

“jonghyun-hyung benar, kita bisa mendapatkan bantuan dalam perjalanan kita juga,”

Key melirik mereka satu persatu, dan Taemin ada di akhir barisan. Taemin yang ditatap sangat lama oleh Key jadi gugup dan memiringkan wajahnya, “hyung?”

“AAH!! Kau manis sekali~” Key memeluk Taemin erat dan menggoyangkannya ke kanan ke kiri bagai anak kecil, “Hyung! Hyung! Sesak!!” Jerit Taemin tertahan.

Minho dan Jinki tersenyum, sementara Jonghyun tertawa lepas, “jawabanmu Key?”

“Tentu saja! Panggil aku umma, Taeminnie~”

“Waeeee, Hyuuuung??!”

“Key, Lepaskan Taemin,” Ujar Minho.

Sudah lama Jinki tidak melihat Taemin sesenang itu. “Jinki-hyung?” Jinki menoleh kepada Jonghyun.

“Ne?”

“Selamat datang di grup kecil kami,”

“Ne, Gomawo, Jonghyun, jinjja gomawoyo…”

My Notes:

  • Magic shield: tameng khusus untuk mempertahankan diri dari serangan magic. Jika ada tambahan ‘mirror’ pada tameng, magic yang dilempar otomatis akan terlempar balik jika mengenai tameng.
  • Spell drain: mantra yang mengambil nyawa lawan untuk dipakai sebagai penambah kekuatan sendiri.
  • Magic shop: Toko yang menjual berbagai macam spell-spell magic seperti yang di pakai Jinki. Menjual spell type Black, White, dan Red magic. Harga bervariasi bergantung level. Level I (basic magic) berkisar antara 500-1000 Gil per spell; Level II (1000-1250 Gil/spell); Level III (1500-1750 Gil/Spell); Level IV (2000-2500 Gil/Spell). Makin tinggi Level magic, makin panjang mantra yang harus diucap dan makin besar tenaga yang dipakai. Untuk level V ke atas harus dipelajari langsung dari master, atau summon.
  • Weeping lilies: Bunga lily yang ada di hutan Aques. Lily ini tumbuh di rawa-rawa. Saat malam hari akan mengeluarkan spora yang bisa membuat orang yang menghirupnya merasakan euphoria dan penurunan kesadaran. Berwarna putih gading.
  • Silver Bell: Bunga lonceng warna putih yang bisa berbunyi saat tertiup angin. Sangat jarang. Hanya bisa ditemukan sedikit di Vanheistem dan paling banyak di puncak Mi’hen Mountain.
  • Wyvern: sejenis kadal raksasa, hampir mirip seperti naga, dengan ukuran yang jauh lebih kecil. 2 kali ukuran manusia biasa.
  • Temple: candi
  • Siren: Makhluk mitos. Berwujud wanita setengah ikan. Dalam mitosnya selalu berada di laut. Mereka selalu kesepian dan bernyanyi di tepi pantai untuk menarik perhatian pria pelayar. Pria yang tergoda akan di tenggelamkan di laut.
  • Treasure hunter: pemburu harta. Mereka biasanya akan melawan bahaya untuk masuk ke temple/dungeon demi mendapatkan harta yang belum tentu ada. Mereka bekerja menurut rumor atau legenda.
  • Skeleton: Tulang kerangka manusia yang hidup akibat panggilan setan. Biasanya yang menjadi skeleton adalah prajurit yang terbunuh dan mayatnya ditinggal begitu saja di suatu tempat yang sulit dijangkau. Arwah mereka akan menjadi specter.
  • Holy glove: sarung tangan berelemen Holy. Paling ampuh melawan kawanan Setan/ apapun yang berelemen Dark.

End!! XDD wkwkwkw.

13 responses to “shattered (2/?)

  1. SPOT is mine bb! am i really a ninja…wkwk

    will be back soon..^^

  2. Masih ada part 3 nya kan mee ? Ya kan ?

    Ya ampun pas bgian Key terpikat dg KEIMANISAN suami ku (read:taemin) it gokil bngt .
    Kyaaaaaaaaa.

    Eonnie ! Eh ahjumma *plak* lanjutkan !
    #ujiannya fighting ya !

    • ah 😦 saya ga tau, beneran. belom kepikir. saya usahain deh. tapi ga janji 😉

      No one would be able to resist that cute big baby~ :-* XDDD
      not even the great thief, Key. -squeaaaals-

      Ahjhussi says thanks for commenting, bby~ ^^

  3. WOOOOHH~~ SPEECLESS
    NEXT ~~~ XDDDDDDD

    • aneh banged sampe speechless yupi? XD maaaf~ saya paling gaje kalo bikin ff giniaaan~

      hhoho~ i don’t know whether there will be a next or not~ ^^ jika adapun ==; kayake ‘agak’ lama… cuz saya masih bingung mau ngurus judul skripsi. XDD any idea??

      thanks for reading and commenting~ yupii~

  4. Siksa tataem nya dnk ! Tp jgn angst ya mee, msh kbayang CYBMN bikin ak nangis se’ember. Hihihi .
    #high five sm yupi .

    Part 3 ny bkin ak “mangap-wah-oh tidak-jinjja !” ya ? Hihi.

    Ff nya da da da daebak.
    #bungkuk 45 drajat

    • Saya kan dah bilang.. Part 3 nya saya ga janji… ==; ni kok maksa semua sihh?! Tak bikin part 3 nya baru tau rasa ntar >,<" *nahlo*

      Wkwk. Liad ntar deh. But maybeeee this one isn't angst. Worry not, baby~ xDDDD

      No more CYBMN, Promise~

  5. tolong lanjutin dong ceritanya……….

    Aku suka…..

Leave a comment